Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2009

Jangan Takut Jadi orang Aneh

"Dunia memang aneh", Gumam Pak Ustadz "Apanya yang aneh Pak?" Tanya Penulis yang fakir ini. "Tidakkah antum perhatikan disekeliling antum, bahwa dunia menjadi terbolak-balik, tuntunan jadi tontonan, tontonan jadi tuntunan, sesuatu yang wajar dan seharusnya dipergunjingkan, sementara perilaku menyimpang dan kurang ajar malah menjadi pemandangan biasa" "Coba antum rasakan sendiri, nanti Maghrib, antum kemasjid, kenakan pakaian yang paling bagus yang antum miliki, pakai minyak wangi, pakai sorban, lalu antum berjalan kemari, nanti antum ceritakan apa yang antum alami" Kata Pak Ustadz. Tanpa banyak tanya, penulis melakukan apa yang diperintahkan Pak Ustadz, menjelang maghrib, penulis bersiap dengan mengenakan pakaian dan wewangian dan berjalan menunju masjid yang berjarak sekitar 800m dari rumah. Belum setengah perjalanan, penulis berpapasan dengan seorang ibu muda yang sedang jalan-jalan sore sambil menyuapi anaknya" "Aduh, tumben nih rapi

Menikah atau Lanjut S2 ? bag. 1

Akhir tahun lalu 2008, dalam suasana kekeluargaan berkumpullah kami sekeluarga setalah sekian bulan berpisah. Kedua orang tuaku tinggal di Daerah Bulukumba, kakakku dan istrinya serta saya tinggal dimakassar, kami harus berpisah karna kami bersaudara kerja di makassar. aku hanya dua saudara. Dalam suasana keceriaan itu tiba2 saya yang menjadi topik pembicaraan. Inti pembicaraan itu adalah tawaran dari orang tuaku untuk menentukan pilihan. "MENIKAH atau Lanjut Studi S2?" harus pilih salah satunya tidak boleh dua-duanya. kalau pilih menikah maka kami siapkan uangnya artinya kalo mau lanjud S2 pake dana sendiri bukan tanggungan kami. kalau pilih Lanjud S2 maka kami siap biayai tapi dengan konsekwensi menikah di tunda sampai selesai S2" seperti itulah tawarannya. Ya sambil senyum2 liat kekakak iparku. aku bilang waktu itu, saya mau lanjut S2 karena tahun depan Prodi ilmu pangan akan dibuka di UNHAS. Saya bisa kuliah sambil kerja. Waktu pun berlalu, awal 2009 saya besiap me

Futur

“Dan berapa banyak Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran: 146) Saudaraku… Pengikut yang bertaqwa adalah mereka yang tidak menjadi lemah karena bencana, ujian, ketidakberuntungan yang menimpa mereka di jalan Allah, tidak lesu dan tidak pula menyerah kepada musuh Allah dan Allah menyukai orang-orang yang bersabar. Ada fenomena kelesuan atau futur dalam dimensi aqidah dan umumnya terjadi karena pergeseran orientasi hidup, lebih berorientasi pada materi duniawi an sich. Dan ada juga dalam dimensi ibadah dengan lemahnya disiplin -indhibath- terhadap amaliyah ubudiyah yaumiyah (harian). Adapun dalam dimensi fikriyah terlihat dengan lemahnya semangat meningkatkan ilmu. Di sisi lain pergeseran adab islami menyelimuti akhlaq mereka, belum lagi rasa jenuh dalam

8 Etos Dakwah Profesional

Dengan mengadopsi 8 etos kerja profesional oleh jansen sinamo maka 8 etos tersebut dapat pula di aplikasikan dalam dakwah, karena dakwah adalah suatu pekerjaan bahkan ia dalah pekerjaan termulia di muka bumi ini. pekerjaan para Nabi dan Rasul. Maka bunyinya dapat berubah menjadi : 1. Dakwah adalah Rahmat; maka aku berdakwah tulus penuh syukur, 2. Dakwah adalah Amanah; maka aku berdakwah benar penuh tanggungjawab, 3. Dakwah adalah Panggilan; maka aku berdakwah tuntas penuh integritas, 4. Dakwah adalah aktualisasi; maka aku berdakwah penuh semangat, 5. Dakwah adalah Ibadah; maka aku berdakwah serius penuh rasa kecintaan, 6. Dakwah adalah Seni; maka aku berdakwah cerdas penuh kretivitas, 7. Dakwah adalah kehormatan; maka aku berdakwah tekun penuh keunggulan, 8. Dakwah adalah Pelayanan; maka aku berdakwah paripurna penuh kerendahan hati. Dakwah adalah Rahmat Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ “Dan tidaklah kami mengutus kamu (wahai Muhammad)

IPTEKDA-LIPI 2009

Gambar
Berfoto bersama TIm Visitasi IPTEKDA-LIPI 2009 dengan Tim Peneliti Yayasan Agrita Indonesia Dan Pengelolah UKM Aroma Laut Berfoto bersama Tim Visitasi IPTEKDA-LIPI 2009 dan Tim Peneliti Yayasan Agrita Indonesia di UKM Anugrah SEMOGA SUKSE SELALU... Amiin.

Menggerutu ketika di timpa musibah

Gambar
Syaikh Ibnu Utsaimin ditanya mengenai orang yang menggerutu (mendongkol) bila ditimpa suatu musibah; apa hukumnya? Jawab : Kondisi manusia dalam menghadapi musibah ada empat tingkatan: Tingkatan pertama, menggerutu (mendongkol) terhadapnya. Tingkatan ini ada beberapa macam: Satu: Direfleksikan dengan hati, seperti seseorang yang menggerutu terhadap Rabb-nya dan geram terhadap takdir yang dialaminya; perbuatan ini hukumnya haram dan bisa menyebabkan kekufuran. Allah Ta’ala berfirman, “Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka jika memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat.” (Al-Hajj: 11). Dua: • Direfleksikan dengan lisan, seperti berdoa dengan umpatan ‘celaka’, ‘hancurlah’ dan sebagainya; perbuatan ini haram hukumnya. Tiga: • Direfleksikan dengan anggota badan, seperti menampar pipi, menyobek kantong baju, mencabut bulu dan sebagainya;