Langsung ke konten utama

Habit 5: Berusaha Mengerti Dulu, Baru Dimengerti

oleh Muhammad Asfar

Most people do not listen with the intent to understand; they listen with the intent to reply. Stephen R. Covey

Apa Makna Habit 5 ini?

Habit ini mengajarkan bahwa komunikasi yang paling kuat tidak dimulai dari bicara, tetapi dari mendengar dengan empati.

Banyak orang mendengar untuk membalas
Tapi sedikit yang mendengar untuk memahami.

Habit 5 adalah kunci untuk:

  • Hubungan yang sehat
  • Kepemimpinan yang berpengaruh
  • Komunikasi yang menyembuhkan

Pola Lama: Ingin Didengar Terlebih Dahulu

Kita sering ingin langsung dimengerti:

  • Ingin pasangan paham perasaan kita
  • Ingin anak patuh pada nasihat kita
  • Ingin bawahan mengikuti arahan kita

Padahal... kita belum benar-benar hadir untuk mereka.
Kita belum memahami latar belakang, emosi, atau cara pandang mereka.

Apa Itu Mendengar dengan Empati?

Bukan sekadar diam.
Bukan hanya menyimak.
Tapi:

  • Hadir utuh
  • Tidak menghakimi
  • Tidak memaksakan solusi
  • Mendengar isi kata dan isi hati

Covey menyebutnya sebagai:

Empathic Listening — mendengar dari perspektif orang lain, bukan dari kacamata kita.

Kenapa Ini Sulit?

Karena kita lebih sering:

  • Merasa benar duluan
  • Ingin cepat menyelesaikan masalah
  • Terburu-buru memberi saran
  • Tidak nyaman dalam keheningan emosional

Mendengar dengan empati adalah latihan menunda ego. 

Perspektif Qurani dan Spiritual

“Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak berguna, mereka berpaling darinya dan berkata: ‘Untuk kami amal-amal kami, dan untuk kamu amal-amal kamu. Salamun ‘alaikum, kami tidak ingin berdebat dengan orang-orang bodoh.’” (QS. Al-Qashash: 55)

Dalam Islam, diam untuk mendengar dan memahami adalah tanda kelembutan hati dan kedewasaan ruhani.

Cara Melatih Habit 5

  1. Diam dengan niat mengerti, bukan menunggu giliran bicara

  2. Coba dengarkan anak atau pasangan selama 3 menit penuh, tanpa menyela. Tanggapi dengan refleksi, bukan opini. Bukan langsung: “Ya tapi kan kamu juga…”.  “Jadi kamu merasa kecewa karena…”

  3. Latih diri dengan pertanyaan ini: “Apa yang sebenarnya orang ini butuhkan dari saya sekarang: solusi, empati, atau hanya telinga?”

 “People don't care how much you know, until they know how much you care.”

Habit 5 bukan hanya teknik komunikasi.
Ia adalah ibadah hati dalam bentuk empati.
Mendengarkan dengan hati adalah jalan menuju hubungan yang lebih dalam, pengaruh yang lebih kuat, dan hidup yang lebih damai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pencoklatan Enzimatis

Tipe pencoklatan ini terjadi pada beberapa buah dan sayuran seperti kentang, apel, dan pisang apabila jaringannya memar, dipotong, dikupas kena penyakit atau karena kondisi yang tidak normal. Jaringan yang memar akan cepat menjadi gelap apabila kontak denga udara, atau disebabkan oleh konversi senyawa fenol menjadi melanin berwarna coklat. Enzim yang berperan dalam reaklsi pencoklatan ada beberapa macam seperti poifenol oksidase atau fenolase (o-difinol : oksigen oksidoreduktase, EC 1.10.3.1). untuk berlangsungnya reaksi pencoklatan yang dikatalis oleh enzimtersebut maka harus tersedia gugus prostetik Cu2+ dan oksigen. Tembaga dalambentuk monovalen dijumpai pada fenolase jamur merang, sedangkan bentuk divalennya terdapat pada enzim kentang, fenolase diklasifikasikan sebagai suatu oksidase-reduktase dan fungsi oksigen adalah sebagai aseptor hidrogen. Enzim ini juga terdapat dalam kapang dan beberapa jaringan hewan, tetapi perannanya tidak penting ditinjau dari segi sistem pangan. Me...

Habit 7: Sharpen the Saw dalam Konteks Spiritual dan Sosial

Oleh Muhammad Asfar "Jika aku punya waktu enam jam untuk menebang pohon, aku akan menggunakan empat jam pertama untuk mengasah gergaji."  Abraham Lincoln Apa itu “Mengasah Gergaji”? “Gergaji” adalah alat kehidupan: tubuh kita, akal kita, hati kita, dan ruh kita. Habit 7 adalah ajakan untuk berhenti sejenak dari kesibukan, merawat alat utama kita, dan menyadari bahwa kelelahan lahir-batin butuh pemulihan terencana. 1. Spiritual Renewal – Asah Ruh dan Makna Hidup Kita bukan sekadar mesin produktif. Tanpa ruh yang segar, aktivitas menjadi hampa. Mengasah secara spiritual berarti  kembali ke tujuan hidup  “Untuk apa saya hidup hari ini?”.  Menjaga koneksi dengan Allah : shalat khusyuk, dzikir, tafakur.  Merefleksi peran dan amal : “Apakah aku sedang menuju ridha Allah atau sekadar mengejar target dunia?” “Dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami.” (QS. Al-Kahfi: 28) Insight: Lalai mengigat Allah bisa...

Makanan yang bersifat asam dan basa

Siang itu kami dipanggil menghadap pimpinan. Beliau mau tahu berkembangan selama beberapa hari ini selama ia tinggalkan kantor. Beliau dari kuala Lumpur berobat. setelah ku jelaskan beberapa perkembangan beberapa hari ini. akhirnya ia angkat bicara tentang sakit yang beliau derita. Untuk masa penyembuhan disarankan untuk mengkomsumsi makanan yang besifat basa dan menghindari makanan yang bersifat asam katanya di akhir penjelasannya. "tau makanan yang bersifat asam?" tanya beliau menguji kami ini dia nih tabel makanan asam basanya : Sebaiknya lebih banyak mengkonsumsi makanan yang basa dibandingkan dengan makanan yang asam. Jika banyak makan makanan yang bersifat asam maka segera seimbangkan dengan makanan yang bersifat basa. Atas dasar itulah maka sate kambing (berkadar asam tinggi) selalu dilengkapi dengan bawang (berkadar basa tinggi), coklat (chocolate) diisi dengan almond, dstnya.