Kamis, 28 Mei 2009

Pendampingku; Aktivis atau Bukan?

Penulis: Abu Fauzan ibnu Lamu
http://alfathonah.blogspot.com

Sebelumnya maksud aktivis di sini adalah orang yang diberi karunia oleh Allah keinginan untuk menuntut ilmu syar’i dan diberi azam untuk mendakwahkannya. Ikhwan atau Akhawat begitulah mungkin lumrahnya gelar bagi mereka. Kata ustadz, muslim/ah plus :-).

Aktivis atau bukan, Dilema? Pertanyaan ini atau senada dengan ini pernah penulis dengar sendiri dari beberapa ikhwan serta alasan-alasannya yang membuat mereka bingung seakan berada diantara dua kutub yang sama kuatnya, entah karena orang tua, orang di kampunglah, sampai pada alasan yang menurut saya hanyalah alasan dibuat-buat dan membuat mereka plin-plan sendiri.

Bagi seorang aktivis yang masih peduli dengan cita-cita dan masa depan perjuangannya, persoalan pilih memilih pasangan pada kriteria “aktivis atau bukan” seharusnya tidak menjadi sebuah dilema. Meski ada yang nekat dan dengan nada sedikit sombong, “Insya Allah saya akan membinanya”. Seolah dia adalah pemilik dan penentu hidayah.

Ketika membaca artikel yang membeberkan tentang perilaku pergaulan bebas pemuda-pemudi zaman sekarang yang sudah berada pada titik nadir tanpa batas. Bulu kuduk ini sampai merinding dan dalam hati bertanya, “Masih adakah pemuda dan wanita yang dijaga oleh Allah dari perbuatan tersebut?” Insya Allah masih ada. Siapa? Anda pasti tahu jawabannya.

Laki-laki shaleh manapun di dunia ini ia pasti ingin menikah dengan wanita yang tahu akan hak-hak dan kewajibannya terhadap suaminya dan dapat mendidik anaknya menjadi anak shaleh dan shalehah. Karena itu adalah salah satu sumber kebahagiaan utamanya di dunia ini,
"Bagi seorang mukmin laki-laki, sesudah taqwa kepada Allah, maka tidak ada sesuatu paling berguna bagi dirinya, selain istri yang shaleh, yaitu; taat bila diperintah, melegakan bila dilihat, amanah bila diberi janji, dan menjaga kehormatan dirinya dan suaminya, ketika suaminya pergi." (HR. 1bnu Majah)

Begitu pun sebaliknya, setiap wanita pasti menginginkan suami shaleh yang bertanggung jawab dan tahu akan kewajibannya terhadap istri dan anak-anaknya.

“Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya”, relakah anak kita dididik oleh orang yang tidak jelas pemahaman agamanya. Begitupun sebaliknya seorang muslimah yang baik pasti akan berpikir beberapa kali untuk dipimpin oleh seorang suami yang tidak peduli dengan agama, tidak punya semangat dakwah apalagi jihad. Makanya, “Bila nasi sudah ada kenapa pilih beras?” begitu logika praktis yang mungkin biasa kita dengar.

Ada prinsip yang kadang dipakai dan semakin membuat mereka terlena dalam kedilemaan, “Keshalehan seseorang tidak dapat diukur dari pakaiannya saja, rajinnya ke majelis, atau aktifnya dalam lembaga dakwah.” Pernyataan ini memang ada benarnya, tapi merupakan prinsip yang lemah dan cenderung mengikuti hawa nafsu. Prinsip yang kuat adalah: “Jika orang yang menampakkan syiar, mempelajari dan mendakwahkan Islam, saja belum tentu ‘shaleh’ apalagi yang tidak.” Benar atau betul?

Ikhwan fillah, pernikahan bukan hanya untuk memadukan hati atau pemenuhan kebutuhan biologis semata tapi lebih dari itu mesti ada penyatuan cita-cita dan asa yang bukan hanya untuk satu dua tahun ke depan, serta tidak sebatas kebahagiaan di dunia saja tapi juga di akhirat. Rumah tangga ibarat bahtera yang mengarungi lautan yang penuh dengan ombak, angin dan badai yang kapan saja bisa menghantam. Bahtera tidak akan berjalan dengan baik jika di dalamnya ada dua nakhoda yang berlainan keinginan dalam menentukan arah perjalanan. Kesamaan fikrah dan pemahaman tentu akan sangat membantu membangun kekompakan dan sinergitas perjalanan rumah tangga.

Suami Isteri yang sefikrah, mempunyai cita-cita dan tujuan yang sama dalam memperjuangkan Islam, maka dipastikan mereka akan saling menguatkan, saling menasehati bila salah seorang di antara mereka ada yang lalai, saling mendorong dalan keta’atan dan saling membantu meraih derajat ketakwaan di sisi Allah.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memuji seorang lelaki yang membangunkan istrinya untuk shalat malam dan kalau istrinya masih enggan ia perciki mukanya dengan air, begitu pun perempuan yang membangunkan suaminya untuk shalat malam dan kalau suaminya masih enggan ia perciki mukanya dengan air. Sssstt... jangan lakukan ini jika pasangan Anda tidak paham agama!

Simaklah syair di bawah ini:
Menikahi karena kecantikannya, maka kau dijadikan pelayan,
Menikahi karena hartanya, maka kau dijadikannya jadi budak belian,
Menikahi karena keturunannya, maka kau dijadikannya hamba sahaya,
Menikahi karena agamanya, maka kau dijadikannya hamba Allah.

Nah..! aktivis atau bukan, masih dilema?
"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al-Furqaan: 74)

Jumat, 15 Mei 2009

Menikmati Kebahagiaan dengan Hati



Adalah merupakan suatu kebahagiaan yang tak terkira bagi kita jika kita dapat selalu menikmati saat-saat indah dalam setiap doa yang kita panjatkan atau dalam setiap ibadah sehari-hari yang kita persembahkan kepada Allah. Bukankah memang seharusnya demikian? Walaupun pada kenyataannya masih banyak di antara kita yang ternyata malah masih merasakan kehampaan saat berdoa ataupun dalam melaksanakan ibadah sehari-hari . Marilah kita melihat ke dalam, merenungkan kembali apa yang sedang kita lakukan saat berdoa atau beribadah kepadaNya. Di saat kita berdoa, sebenarnya hati kita sedang mengadakan komunikasi langsung kepada Sang Pencipta Yang Maha Pengasih. Bukankah seharusnya kesempatan ini pasti akan memberikan kebahagiaan & keindahan ke dalam hati kita? Bahkan harusnya pasti bisa melebihi kebahagian & keindahan yang pernah kita rasakan saat berkomunikasi dengan kekasih duniawi yang paling kita cintai sekalipun. Bukankah tak akan pernah ada satu pun yang bisa mengasihi kita seutuh-utuhnya, setulus-tulusnya, selalu berkelimpahan tiada batas setiap saat, untuk sekarang & selama-lamanya kecuali Dia Yang Maha Pengasih? Lalu mengapa pula hati kita masih belum bisa menikmati kebahagiaan & keindahan di saat Allah sedang melimpahkan kasih-sayangNya kepada kita secara tidak terbatas & setiap saat, tanpa pernah berhenti sedetik pun?

Marilah kita merenung sejenak untuk mengambil hikmah dari analogi sederhana berikut ini: Seenak apapun makanan yang masuk ke dalam mulut kita, tidak akan pernah kita rasakan sebagai suatu kenikmatan yang sebagaimana seharusnya jika lidah kita sedang sakit sariawan berat, bahkan bisa jadi kita akan mengerang kesakitan atau bahkan kehilangan nafsu makan karenanya. Begitulah sebenarnya keadaan hati kita selama ini yang masih kurang bisa menyadari & menikmati saat-saat indah dalam berdoa, semua ini disebabkan karena hati kita masih mengalami sakit ”sariawan berat” sehingga seberapa pun kebahagiaan & keindahan yang sudah dilimpahkan oleh Tuhan ke dalam hati kita di saat hati sedang terhubung kepadaNya, maka akan masih belum bisa kita rasakan sebagai suatu keindahan ataupun kebahagiaan yang seperti sebagaimana seharusnya. Mari kita teliti kembali hidup kita, dalam seminggu terakhir ini saja sudah berapa kalikah kita terlibat dalam emosi-emosi negatif seperti : kemarahan, iri, dengki, dendam, sakit hati, ketidakpuasan, kesombongan, keangkuhan dan lain sebagainya? Inilah “sariawan berat” bagi hati kita yang selama ini mengahalangi kita untuk dapat menikmati kebahagiaan & keindahan di saat hati kita sedang berhubungan kepadanya. Memang kita sebagai manusia tidak akan pernah sempurna & masih wajar jika bisa berbuat salah dalam hidup sehari-hari, tapi kita juga tidak boleh menggunakan alasan ini untuk menjalani hidup ini dengan seenaknya saja & tidak ada usaha sama sekali untuk memperbaiki hati & diri kita masing-masing. Sadarilah bahwa Dia Yang Maha Pengasih & Maha Bijaksana sebenarnya selalu membantu kita untuk bisa keluar dari semua penyakit-penyakit tersebut jika kita memang sungguh-sungguh mau berusaha & berdoa kepadaNYA. Dia Yang Maha Pengasih & Penyayang sebenarnya selalu menginginkan kita untuk lebih dekat kepadaNYA jauh lebih kuat sekali dibandingkan dengan keinginan kita sendiri untuk dapat menjadi semakin dekat kepadaNYA, jadi kita mau tunggu apalagi? Sepanjang di hati kita ada kesungguhan untuk berusaha & berdoa, pasti Allah akan menyediakan jalan terindah bagi kita untuk dapat semakin dekat kepadaNya, untuk selalu menikmati kebahagiaan & keindahan di setiap saat hati kita terhubung kepadaNya untuk sekarang & selama-lamanya.

Jumat, 01 Mei 2009

Menikah/Walimah



Hampir setiap ketemu dengan teman-teman lama ada satu pertanyaan yang tak pernah terlupakan mereka tanyakan. seakan-akan mereka telah sepakat ketika bertemu dengan ana mereka bertanya ;
- antum sudah walimah ? ana jawab "belum".
- Kapan? antum ini sudah pantas untuk segera walimah !!. ana jawab "Doakan saja akh, semoga Allah Mudahkan urusannya dan menujukkan akhwat yang terbaik".
- segerakanmi akhi!!! ana jawab "aamiiin, aamiin, aamiin ya rabbal 'alamin".
mungkin seperti itulah inti pertanyan mereka.

ana pun kalo ketemu dengan teman2 lama. Untuk membuka bicaraan biasanya juga tanya2 seperti itu, walaupun ana sudah tau teman ini belum menikah. sampai2 ana pernah ketemu teman SMA, ia juga menyampaikan hal yang sama seperti yang saya ceritakan diatas.
kurang lebih dia katakan: kenapa yah kalo ketemu teman topik walimah terus dibicarakan, antum juga bicara soal walimah!!.
saya katakan mungkin sudah waktunya kita pikirkan untuk segera menikah akhi.
he..he..




MEMBUKA USAHA SAMPINGAN


Oleh: Safir Senduk

Untuk mendapatkan penghasilan tambahan ada empat cara yang bisa Anda lakukan. Yakni bekerja pada orang lain, bekerja sendiri dengan mengandalkan keahlian, membuka usaha sampingan, atau melakukan investasi.
Dari keempat hal tersebut, membuka usaha sampingan biasanya merupakan cara yang cukup baik untuk mendapatkan peng-hasilan tambahan. Dengan membuka usaha sampingan, pertama-tama Anda mungkin harus terlibat penuh didalamnya. Tapi lama kelamaan, bila usaha itu besar, Anda bisa menyerahkan pengelolaannya pada orang lain, sehingga Anda bisa punya lebih banyak waktu. Sementara pemasukan terus berjalan.
Bandingkan dengan apabila Anda bekerja pada orang lain atau bekerja sendiri dengan mengandalkan keahlian. Bekerja pada orang lain jelas Anda harus mengikuti jam kerja yang disyaratkan. Sedangkan bekerja sendiri dengan mengandalkan keahlian, biasanya Anda bisa menentukan waktu kerja Anda sendiri, tapi tetap saja Anda akan sibuk

PENGHASILAN BISA BESAR
Jangan salah kira, usaha sampingan, apabila Anda jalankan dengan sungguh-sungguh bisa memberikan hasil yang sama ¬ bahkan lebih besar ¬ dibanding bila Anda bekerja dan mendapatkan gaji.
Saya pernah memperhatikan tukang sate yang berjualan di dekat rumah saya. Setiap hari, dari jam 17.00 - 24.00 (7 jam kerja), ia bisa menjual sekitar 250 tusuk sate ayam. Kalau satu tusuk dihargai Rp 400, maka ini berarti ia mendapatkan Rp 100 ribu sehari. Dalam sebulan, ia bisa bekerja sekitar 25 hari. Ini berarti pemasukannya sebulan mencapai Rp 2,5 juta. Saya pernah tanya berapa sih keuntungannya dari Rp 2,5 juta itu? Dia bilang sekitar 60 persen. Ini berarti keuntungannya adalah Rp 1,5 juta setiap bulan. Itu belum termasuk keuntungan dari penjualan lontongnya.

Tentu saja Anda tidak harus jadi penjual sate bila Anda memang tidak mau. Anda bisa membuka usaha lain yang mungkin lebih Anda kuasai seluk-beluknya. Prinsipnya di sini adalah apa pun usahanya, kalau Anda jalankan dengan serius, hasilnya bisa besar.
Pada awalnya yang namanya usaha mungkin tidak akan selalu berjalan lancar. Penghasilannya mungkin belum seberapa. Tapi itu karena usaha Anda mungkin belum dikenal orang banyak. Namanya juga masih baru. Lama kelamaan, seiring dengan makin dikenalnya usaha Anda, usaha Anda pasti akan mulai berkembang, sehingga hasil yang Anda dapatkan makin besar pula.
Tukang sate tadi misalnya. Saya yakin, pertama kali ia membawa dagangannya, orang mungkin masih ragu-ragu untuk mencoba satenya, karena orang baru pertama kali melihat tukang sate ini. Tapi lama kelamaan, orang mulai memesan satenya, dan akhirnya orang ini identik dengan sate. Setiap kali ia lewat di depan rumah saya, saya langsung teringat akan satenya. Itu bukti bahwa usaha apa pun membutuhkan pengenalan.
Orang harus kenal lebih dulu dengan usaha Anda, apa pun usaha itu. Entah toko, entah restoran kecil, entah usaha jahitan. Mungkin pengenalannya makan waktu satu tahun, dua tahun, atau mungkin hanya beberapa bulan, tergantung bagaimana promosi Anda. Setelah kenal, barulah selebihnya tergantung pada kualitas produk Anda. Bila sekali saja konsumen tak suka, seterusnya mereka kapok membeli produk Anda. Apa pun jenisnya. Karena itu, Anda juga harus menjaga kualitas produk agar sesuai keinginan konsumen.

TIDAK HARUS MENINGGALKAN PEKERJAAN
Siapa bilang bahwa Anda harus meninggalkan pekerjaan tetap Anda sekarang bila Anda menjalankan usaha Anda? Anda tidak harus meninggalkan pekerjaan tetap Anda. Anda bisa menjalankan usaha Anda sambil Anda tetap bekerja di pekerjaan Anda sekarang.
Hitung-hitung, Anda nantinya akan punya pendapatan yang dobel kan? Pertama-tama, mungkin pendapatan usaha Anda masih jauh lebih kecil dibanding gaji dari pekerjaan Anda. Tetapi lama-lama, seiring dengan makin dikenalnya usaha Anda, usaha Anda akan makin maju, dan pendapatan usaha Anda siapa tahu akan meningkat dan bisa menyamai gaji Anda?
Kemudian, siapa tahu juga pendapatan usaha Anda bisa meningkat lagi dan melebihi gaji Anda? Saya banyak melihat contoh orang yang merintis usaha sambil tetap mempertahankan pekerjaannya. Lama-lama ketika usahanya makin sukses, pendapatan dari usahanya meningkat, dan jumlahnya jauh melebihi gajinya. Sehingga ia memiliki pilihan apakah ia akan mempertahankan kedua pendapatannya, atau meninggalkan pekerjaannya dan terjun total 100 persen ke dalam usahanya dengan harapan agar penghasilan dari usahanya bisa makin besar.
Bagi Anda yang menjadi ibu rumah tangga dan hanya suami yang bekerja, mungkin bisa lebih enak lagi. Anda merintis usaha Anda, sementara suami Anda tetap mendapatkan gaji dari pekerjaannya. Masing-masing dari Anda sekarang menghasilkan pendapatan bagi keluarga. Bukan begitu?

SIAP MELUANGKAN WAKTU
Kalau Anda menjalankan usaha Anda sambil masih tetap bekerja, maka Anda harus siap meluangkan waktu. Bagi Anda yang menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga, Anda harus siap menyisihkan sekitar ¬ mungkin ¬ 4 jam setiap hari untuk mengurus usaha baru Anda. Bagi Anda yang juga bekerja di kantor, mungkin Anda harus siap menjalankan usaha Anda pada malam hari. Terserah Anda. Yang jelas, Anda harus memiliki komitmen untuk mau menjalankan usaha Anda, dan jangan kaget kalau nanti Anda akan lebih capek dari biasanya. Ini wajar, karena Anda menjalankan dua pekerjaan sekaligus kan?
Tapi apa yang membuat Anda mau lebih capek dari biasanya? Apa yang membuat Anda mau repot-repot menjalankan usaha Anda? Ini karena Anda ingin agar usaha Anda bisa berkembang kelak dan pengelolaannya bisa Anda serahkan ke anak buah Anda sehingga Anda bisa punya lebih banyak waktu untuk keluarga Anda kelak sementara tetap men-dapatkan penghasilan. Jadi, Anda investasi waktu (mau lebih sibuk) sekarang, dengan harapan agar Anda mendapatkan waktu yang lebih banyak kelak. Jadi, sesibuk apa pun sekarang, kenapa Anda tidak luangkan waktu untuk merintis sebuah usaha?

PERLU DUKUNGAN KELUARGA
Minta dukungan dari keluarga Anda. Kalau perlu, ajak suami Anda untuk ikut membantu Anda. Libatkan suami Anda dari awal. Dengan demikian, suami Anda bisa ikut berperan dalam usaha Anda. Dukungan suami itu penting lo. Banyak usaha rumahan yang gagal karena tidak adanya dukungan suami.
Bukan berarti Anda tidak akan berhasil dalam usaha Anda bila tidak didukung suami, tapi memang akan sangat membantu kalau suami Anda ikut mendukung usaha Anda kan? Kalau perlu, jangan katakan pada suami bahwa ini adalah usaha Anda. Katakan padanya bahwa ini adalah usaha keluarga, bukan usaha Anda. Kelak kalau usaha ini besar, suami Anda bisa ikut terlibat di dalamnya. Bukankah akan mengasyikkan bila suami-istri bekerja bersama membangun usaha keluarga?

TIDAK HARUS SEKOLAH TINGGI
Apakah Anda adalah salah satu dari mereka yang tidak mengenyam sekolah tinggi? Apakah Anda cuma lulusan SMP? Apakah Anda cuma lulusan SMEA? Atau apakah Anda sama sekali tidak pernah sekolah dan hanya punya pengalaman?
Baca ini: Anda tidak harus mengenyam sekolah tinggi lebih dulu untuk bisa membuka usaha dan berhasil dalam usaha Anda. Kita sudah sering mendengar dan melihat dengan mata kepala sendiri bahwa ada banyak orang berhasil dalam membangun usahanya dari nol, meski tidak memiliki pendidikan tinggi. Liputan di NOVA, baik rubrik Profil maupun Peristiwa, sering menampilkannya.
Apa resepnya sehingga mereka bisa berhasil? Ketekunan dan motivasi untuk bisa berhasil. Yang lebih penting, ia ¬ walaupun tidak sekolah tinggi ¬mau belajar. Belajar tidak harus ditempuh dengan sekolah. Anda bisa belajar dari pengalaman Anda, dari buku, dan dari pengalaman orang lain (baik keberhasilan maupun kegagalannya). Satu lagi, mereka mau memulai usahanya dari kecil lebih dulu, sebelum lama-lama usaha itu menjadi besar. Percayalah, Anda punya kesempatan yang sama dengan saya, dan dengan orang yang lain untuk bisa berhasil, walaupun Anda tidak memiliki pendidikan tinggi sekalipun.
Jadi tunggu apa lagi? Tetapkan tekad untuk membuka usaha sampingan. Sekarang juga.
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 675/XIII




Seni Berinteraksi dengan Orang lain


Manusia sebagai makhlik sosial, berinteraksi dengan orang lain adalah suatu yang mutlak. Dalam berinteraksi dengan orang lain butuh seni. beberapa seni dalam berinteraksi dengan orang lain sebagai berikut :
1. Tidak Ekslusif dalam sikap dan Penampilan
Tampil di tengah2 masyarakat dengan penampilan yg sesuai dengan adad atau kebiasaab yang berlaku, selama penampilan tersebut tidak bertentangan dgn syariat. Jangan tampil dgn pakaian aneh. penampilan yg nebyenangkan tidak identik dengan harga mahal. intinya jadilah orang yang menyenangkan dengan penampilan anda.

2. Jangan Meremehkan
Ketika bertemu : Senyum lalu Beri Salam Kemudian Jabat tangan, kalau perlu panggil dengan nama kesukaannya.

3. Bicaralah dengan kata2 yang Lembut
Lembutkanlah kata2 anda kepada lawan bicara anda, sebab suara yang besar adalah tanda kurang adab. Rasulullah bersabda "sesungguhnya kelemahlembutan itu tidaklah berada pada suatu perkara melaiknkan ia akan memperindah perkara tersebut dan tidaklah dia dicabut dari suatu perkara melainkan dia akan merusak perkara tersebut". (HR> Muslim)
4. Budayakan sikap mendahulukan orang lain
biasakanlah mendahulukan orang lain dalam urusan dunia. sedangkan untuk urusan akhirat maka kita harus berlomba2. Allah Berfirman : Dan mereka lebih mengutamakan orang lain diatas diri mereka sendiri meskipun mereka sendiri dalam kesusahan " (QS, Al Hasyr : 9)
5. pandai memahami orang lain
Pandai memahami orang lain adalah salah satu buah ukhuwah. salah satu dari sikap toleran adalah memahami fikra atau pemikiran tertentu yang masih dalam bingkai ahlusunnah wal jamaah dalam pengertian yang sangat luas. Jangan coba2 memaksakan pendapat sebab sikap ini akan membuat orang jauh dari anda. Lihatlah Rasulullah berulang kali beliau merasa dizholimi oleh orang badui namun beliau tidak membalas.
6. Pandai Menyuntikkan Rasa Bahagia
Pandai menyuntikkan rasa bahagia ke dalam hati orang lain adalah salah satu keterampilan bergaul. maka kita dituntut untuk mengamalkan hal2 nerikut :
- Memuji, pujilah dengan wajar dan jangan berlebih2an apalagi mengada2. kalau susah memuji maka gantilah dengan mendoakannya.
- Berterima Kasih
- Membantunya
- Memudahkan urusannya dan menggembirakannya.
7. Rajin Bersilaturahim dan Membaeri Hadiah
Silaturahim adalah sala satu sarana melunakkan hati. jika ada orang yang sinis dengan anda segera ziarahi. Kunjungi rumahnya, meskipun cuman basa-basi, namun itu cukup mencairkan kebekuan antara anda dengan dia. dan janan lupa berilah hadiah sederhana, mudah2an itu bisa melunakkan hatinya. Rasulullah Bersabda : "Saling berhadiahlah kalian niscaya akan saling mencintai "( HR Bukhari ).
8. Jangan Reaktif, Bersikap Rasionallah
Bersikap tenanglah, jangan gampang terpancinag oleh pernyataan yang memojokkan anda. sebelum anda bereaksi berfikir rasionallah. oke !!
9. Jadilah PemaaF
10. Belajarlah mengalah
11. Penuhilah Janji anda
memenuhi janji adalah diantara tanda kesetiaan seseorang. karena itu berusahalah memenuhi janji bagaimanapun kondisi anda. Jika terpaksa membatalkan janji upayakan anda tidak merugikan orang yang anda janji, entah dengan menghubunginya atau bagaimanalah caranya. kalaupun anda terpaksa maka hendaklah ada kompensasi untuk orang yang anda janji.
12. Jangan Mengambil atau menahan Hak Orang
13. menjaga adab2 yang lain seperti hindari membandingkan jasa, kebaikan, penampilannya. dan jangan menertawakan karena kekurangannya.
Wallahu'alam
Semoga bermanfaat

Abundance Mindset: Dasar Spiritualitas dalam Berpikir Menang-Menang

oleh Muhammad Asfar "Ada cukup cahaya untuk semua bintang bersinar." Apa Itu Abundance Mindset? Abundance mindset adalah cara ...