Langsung ke konten utama

Pendampingku; Aktivis atau Bukan?

Penulis: Abu Fauzan ibnu Lamu
http://alfathonah.blogspot.com

Sebelumnya maksud aktivis di sini adalah orang yang diberi karunia oleh Allah keinginan untuk menuntut ilmu syar’i dan diberi azam untuk mendakwahkannya. Ikhwan atau Akhawat begitulah mungkin lumrahnya gelar bagi mereka. Kata ustadz, muslim/ah plus :-).

Aktivis atau bukan, Dilema? Pertanyaan ini atau senada dengan ini pernah penulis dengar sendiri dari beberapa ikhwan serta alasan-alasannya yang membuat mereka bingung seakan berada diantara dua kutub yang sama kuatnya, entah karena orang tua, orang di kampunglah, sampai pada alasan yang menurut saya hanyalah alasan dibuat-buat dan membuat mereka plin-plan sendiri.

Bagi seorang aktivis yang masih peduli dengan cita-cita dan masa depan perjuangannya, persoalan pilih memilih pasangan pada kriteria “aktivis atau bukan” seharusnya tidak menjadi sebuah dilema. Meski ada yang nekat dan dengan nada sedikit sombong, “Insya Allah saya akan membinanya”. Seolah dia adalah pemilik dan penentu hidayah.

Ketika membaca artikel yang membeberkan tentang perilaku pergaulan bebas pemuda-pemudi zaman sekarang yang sudah berada pada titik nadir tanpa batas. Bulu kuduk ini sampai merinding dan dalam hati bertanya, “Masih adakah pemuda dan wanita yang dijaga oleh Allah dari perbuatan tersebut?” Insya Allah masih ada. Siapa? Anda pasti tahu jawabannya.

Laki-laki shaleh manapun di dunia ini ia pasti ingin menikah dengan wanita yang tahu akan hak-hak dan kewajibannya terhadap suaminya dan dapat mendidik anaknya menjadi anak shaleh dan shalehah. Karena itu adalah salah satu sumber kebahagiaan utamanya di dunia ini,
"Bagi seorang mukmin laki-laki, sesudah taqwa kepada Allah, maka tidak ada sesuatu paling berguna bagi dirinya, selain istri yang shaleh, yaitu; taat bila diperintah, melegakan bila dilihat, amanah bila diberi janji, dan menjaga kehormatan dirinya dan suaminya, ketika suaminya pergi." (HR. 1bnu Majah)

Begitu pun sebaliknya, setiap wanita pasti menginginkan suami shaleh yang bertanggung jawab dan tahu akan kewajibannya terhadap istri dan anak-anaknya.

“Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya”, relakah anak kita dididik oleh orang yang tidak jelas pemahaman agamanya. Begitupun sebaliknya seorang muslimah yang baik pasti akan berpikir beberapa kali untuk dipimpin oleh seorang suami yang tidak peduli dengan agama, tidak punya semangat dakwah apalagi jihad. Makanya, “Bila nasi sudah ada kenapa pilih beras?” begitu logika praktis yang mungkin biasa kita dengar.

Ada prinsip yang kadang dipakai dan semakin membuat mereka terlena dalam kedilemaan, “Keshalehan seseorang tidak dapat diukur dari pakaiannya saja, rajinnya ke majelis, atau aktifnya dalam lembaga dakwah.” Pernyataan ini memang ada benarnya, tapi merupakan prinsip yang lemah dan cenderung mengikuti hawa nafsu. Prinsip yang kuat adalah: “Jika orang yang menampakkan syiar, mempelajari dan mendakwahkan Islam, saja belum tentu ‘shaleh’ apalagi yang tidak.” Benar atau betul?

Ikhwan fillah, pernikahan bukan hanya untuk memadukan hati atau pemenuhan kebutuhan biologis semata tapi lebih dari itu mesti ada penyatuan cita-cita dan asa yang bukan hanya untuk satu dua tahun ke depan, serta tidak sebatas kebahagiaan di dunia saja tapi juga di akhirat. Rumah tangga ibarat bahtera yang mengarungi lautan yang penuh dengan ombak, angin dan badai yang kapan saja bisa menghantam. Bahtera tidak akan berjalan dengan baik jika di dalamnya ada dua nakhoda yang berlainan keinginan dalam menentukan arah perjalanan. Kesamaan fikrah dan pemahaman tentu akan sangat membantu membangun kekompakan dan sinergitas perjalanan rumah tangga.

Suami Isteri yang sefikrah, mempunyai cita-cita dan tujuan yang sama dalam memperjuangkan Islam, maka dipastikan mereka akan saling menguatkan, saling menasehati bila salah seorang di antara mereka ada yang lalai, saling mendorong dalan keta’atan dan saling membantu meraih derajat ketakwaan di sisi Allah.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memuji seorang lelaki yang membangunkan istrinya untuk shalat malam dan kalau istrinya masih enggan ia perciki mukanya dengan air, begitu pun perempuan yang membangunkan suaminya untuk shalat malam dan kalau suaminya masih enggan ia perciki mukanya dengan air. Sssstt... jangan lakukan ini jika pasangan Anda tidak paham agama!

Simaklah syair di bawah ini:
Menikahi karena kecantikannya, maka kau dijadikan pelayan,
Menikahi karena hartanya, maka kau dijadikannya jadi budak belian,
Menikahi karena keturunannya, maka kau dijadikannya hamba sahaya,
Menikahi karena agamanya, maka kau dijadikannya hamba Allah.

Nah..! aktivis atau bukan, masih dilema?
"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al-Furqaan: 74)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makanan yang bersifat asam dan basa

Siang itu kami dipanggil menghadap pimpinan. Beliau mau tahu berkembangan selama beberapa hari ini selama ia tinggalkan kantor. Beliau dari kuala Lumpur berobat. setelah ku jelaskan beberapa perkembangan beberapa hari ini. akhirnya ia angkat bicara tentang sakit yang beliau derita. Untuk masa penyembuhan disarankan untuk mengkomsumsi makanan yang besifat basa dan menghindari makanan yang bersifat asam katanya di akhir penjelasannya. "tau makanan yang bersifat asam?" tanya beliau menguji kami ini dia nih tabel makanan asam basanya : Sebaiknya lebih banyak mengkonsumsi makanan yang basa dibandingkan dengan makanan yang asam. Jika banyak makan makanan yang bersifat asam maka segera seimbangkan dengan makanan yang bersifat basa. Atas dasar itulah maka sate kambing (berkadar asam tinggi) selalu dilengkapi dengan bawang (berkadar basa tinggi), coklat (chocolate) diisi dengan almond, dstnya.

Pencoklatan Enzimatis

Tipe pencoklatan ini terjadi pada beberapa buah dan sayuran seperti kentang, apel, dan pisang apabila jaringannya memar, dipotong, dikupas kena penyakit atau karena kondisi yang tidak normal. Jaringan yang memar akan cepat menjadi gelap apabila kontak denga udara, atau disebabkan oleh konversi senyawa fenol menjadi melanin berwarna coklat. Enzim yang berperan dalam reaklsi pencoklatan ada beberapa macam seperti poifenol oksidase atau fenolase (o-difinol : oksigen oksidoreduktase, EC 1.10.3.1). untuk berlangsungnya reaksi pencoklatan yang dikatalis oleh enzimtersebut maka harus tersedia gugus prostetik Cu2+ dan oksigen. Tembaga dalambentuk monovalen dijumpai pada fenolase jamur merang, sedangkan bentuk divalennya terdapat pada enzim kentang, fenolase diklasifikasikan sebagai suatu oksidase-reduktase dan fungsi oksigen adalah sebagai aseptor hidrogen. Enzim ini juga terdapat dalam kapang dan beberapa jaringan hewan, tetapi perannanya tidak penting ditinjau dari segi sistem pangan. Me...

Makanan yang bersifat asam dan basa (Lanjutan)

Rasa penasaran terhadap makanan yang bersifat asan dan basa tidak bisa kutahan. Saya terus berusaha mencari-cari referensi tentang makanan yang bersifa asam dan basa. Rasa penasaran tersebut sebenarnya muncul dari rasa malu terhadap jawabanku sendiri pada saat ditanya oleh atasanku tentang itu, masih kuingat waktu itu saya menjawab makanan yang bersifat asam itu contonya yoghurt. Ha..ha..ha..begitulah ketawa temanku waktu itu menertawaiku karena jawabanku salah. “kalo itu sih memang rasanya asam”. Waktu itu saya iseng saja menjawab Sebenarnya temanku itu pernah mempelajarinya di bangku kuliah. Anak gizi fakultas kesehatan masyarakat pasti pernah mempelajari ini. Tapi atas alasan itulah ia tidak menjawab karena ia tukut salah. “sudah agak lupa, jadi tidak mauka menjawab, nanti salah” Kalau saya sendiri memang baru dengar tapi, saya pikir makanan yang bersifat asam itu, yah, rasanya asam. Ku buka majalah di tumpukan buku yang mennghiasi rak bukuku. “intisari edisi juli 2007” jadi piliha...