Langsung ke konten utama

Menikmati Kebahagiaan dengan Hati



Adalah merupakan suatu kebahagiaan yang tak terkira bagi kita jika kita dapat selalu menikmati saat-saat indah dalam setiap doa yang kita panjatkan atau dalam setiap ibadah sehari-hari yang kita persembahkan kepada Allah. Bukankah memang seharusnya demikian? Walaupun pada kenyataannya masih banyak di antara kita yang ternyata malah masih merasakan kehampaan saat berdoa ataupun dalam melaksanakan ibadah sehari-hari . Marilah kita melihat ke dalam, merenungkan kembali apa yang sedang kita lakukan saat berdoa atau beribadah kepadaNya. Di saat kita berdoa, sebenarnya hati kita sedang mengadakan komunikasi langsung kepada Sang Pencipta Yang Maha Pengasih. Bukankah seharusnya kesempatan ini pasti akan memberikan kebahagiaan & keindahan ke dalam hati kita? Bahkan harusnya pasti bisa melebihi kebahagian & keindahan yang pernah kita rasakan saat berkomunikasi dengan kekasih duniawi yang paling kita cintai sekalipun. Bukankah tak akan pernah ada satu pun yang bisa mengasihi kita seutuh-utuhnya, setulus-tulusnya, selalu berkelimpahan tiada batas setiap saat, untuk sekarang & selama-lamanya kecuali Dia Yang Maha Pengasih? Lalu mengapa pula hati kita masih belum bisa menikmati kebahagiaan & keindahan di saat Allah sedang melimpahkan kasih-sayangNya kepada kita secara tidak terbatas & setiap saat, tanpa pernah berhenti sedetik pun?

Marilah kita merenung sejenak untuk mengambil hikmah dari analogi sederhana berikut ini: Seenak apapun makanan yang masuk ke dalam mulut kita, tidak akan pernah kita rasakan sebagai suatu kenikmatan yang sebagaimana seharusnya jika lidah kita sedang sakit sariawan berat, bahkan bisa jadi kita akan mengerang kesakitan atau bahkan kehilangan nafsu makan karenanya. Begitulah sebenarnya keadaan hati kita selama ini yang masih kurang bisa menyadari & menikmati saat-saat indah dalam berdoa, semua ini disebabkan karena hati kita masih mengalami sakit ”sariawan berat” sehingga seberapa pun kebahagiaan & keindahan yang sudah dilimpahkan oleh Tuhan ke dalam hati kita di saat hati sedang terhubung kepadaNya, maka akan masih belum bisa kita rasakan sebagai suatu keindahan ataupun kebahagiaan yang seperti sebagaimana seharusnya. Mari kita teliti kembali hidup kita, dalam seminggu terakhir ini saja sudah berapa kalikah kita terlibat dalam emosi-emosi negatif seperti : kemarahan, iri, dengki, dendam, sakit hati, ketidakpuasan, kesombongan, keangkuhan dan lain sebagainya? Inilah “sariawan berat” bagi hati kita yang selama ini mengahalangi kita untuk dapat menikmati kebahagiaan & keindahan di saat hati kita sedang berhubungan kepadanya. Memang kita sebagai manusia tidak akan pernah sempurna & masih wajar jika bisa berbuat salah dalam hidup sehari-hari, tapi kita juga tidak boleh menggunakan alasan ini untuk menjalani hidup ini dengan seenaknya saja & tidak ada usaha sama sekali untuk memperbaiki hati & diri kita masing-masing. Sadarilah bahwa Dia Yang Maha Pengasih & Maha Bijaksana sebenarnya selalu membantu kita untuk bisa keluar dari semua penyakit-penyakit tersebut jika kita memang sungguh-sungguh mau berusaha & berdoa kepadaNYA. Dia Yang Maha Pengasih & Penyayang sebenarnya selalu menginginkan kita untuk lebih dekat kepadaNYA jauh lebih kuat sekali dibandingkan dengan keinginan kita sendiri untuk dapat menjadi semakin dekat kepadaNYA, jadi kita mau tunggu apalagi? Sepanjang di hati kita ada kesungguhan untuk berusaha & berdoa, pasti Allah akan menyediakan jalan terindah bagi kita untuk dapat semakin dekat kepadaNya, untuk selalu menikmati kebahagiaan & keindahan di setiap saat hati kita terhubung kepadaNya untuk sekarang & selama-lamanya.

Komentar

Joddie mengatakan…
Petuah yang cukup bijak dan manis... thank u..
abu ahmad mengatakan…
sy sangat merasa dengan tulisanta ini akhi...
mungkin hati saya ini yang sakit yah..
Ya Allah... ampunilah hambamu ini

Postingan populer dari blog ini

Makanan yang bersifat asam dan basa

Siang itu kami dipanggil menghadap pimpinan. Beliau mau tahu berkembangan selama beberapa hari ini selama ia tinggalkan kantor. Beliau dari kuala Lumpur berobat. setelah ku jelaskan beberapa perkembangan beberapa hari ini. akhirnya ia angkat bicara tentang sakit yang beliau derita. Untuk masa penyembuhan disarankan untuk mengkomsumsi makanan yang besifat basa dan menghindari makanan yang bersifat asam katanya di akhir penjelasannya. "tau makanan yang bersifat asam?" tanya beliau menguji kami ini dia nih tabel makanan asam basanya : Sebaiknya lebih banyak mengkonsumsi makanan yang basa dibandingkan dengan makanan yang asam. Jika banyak makan makanan yang bersifat asam maka segera seimbangkan dengan makanan yang bersifat basa. Atas dasar itulah maka sate kambing (berkadar asam tinggi) selalu dilengkapi dengan bawang (berkadar basa tinggi), coklat (chocolate) diisi dengan almond, dstnya.

Pencoklatan Enzimatis

Tipe pencoklatan ini terjadi pada beberapa buah dan sayuran seperti kentang, apel, dan pisang apabila jaringannya memar, dipotong, dikupas kena penyakit atau karena kondisi yang tidak normal. Jaringan yang memar akan cepat menjadi gelap apabila kontak denga udara, atau disebabkan oleh konversi senyawa fenol menjadi melanin berwarna coklat. Enzim yang berperan dalam reaklsi pencoklatan ada beberapa macam seperti poifenol oksidase atau fenolase (o-difinol : oksigen oksidoreduktase, EC 1.10.3.1). untuk berlangsungnya reaksi pencoklatan yang dikatalis oleh enzimtersebut maka harus tersedia gugus prostetik Cu2+ dan oksigen. Tembaga dalambentuk monovalen dijumpai pada fenolase jamur merang, sedangkan bentuk divalennya terdapat pada enzim kentang, fenolase diklasifikasikan sebagai suatu oksidase-reduktase dan fungsi oksigen adalah sebagai aseptor hidrogen. Enzim ini juga terdapat dalam kapang dan beberapa jaringan hewan, tetapi perannanya tidak penting ditinjau dari segi sistem pangan. Me...

Makanan yang bersifat asam dan basa (Lanjutan)

Rasa penasaran terhadap makanan yang bersifat asan dan basa tidak bisa kutahan. Saya terus berusaha mencari-cari referensi tentang makanan yang bersifa asam dan basa. Rasa penasaran tersebut sebenarnya muncul dari rasa malu terhadap jawabanku sendiri pada saat ditanya oleh atasanku tentang itu, masih kuingat waktu itu saya menjawab makanan yang bersifat asam itu contonya yoghurt. Ha..ha..ha..begitulah ketawa temanku waktu itu menertawaiku karena jawabanku salah. “kalo itu sih memang rasanya asam”. Waktu itu saya iseng saja menjawab Sebenarnya temanku itu pernah mempelajarinya di bangku kuliah. Anak gizi fakultas kesehatan masyarakat pasti pernah mempelajari ini. Tapi atas alasan itulah ia tidak menjawab karena ia tukut salah. “sudah agak lupa, jadi tidak mauka menjawab, nanti salah” Kalau saya sendiri memang baru dengar tapi, saya pikir makanan yang bersifat asam itu, yah, rasanya asam. Ku buka majalah di tumpukan buku yang mennghiasi rak bukuku. “intisari edisi juli 2007” jadi piliha...