Tempe Memiliki fungsi Ganda



Selama Proses fermentasi, mikro organisme mampu mengubah ikatan-ikatan organik dalam kedelai menjadi ikatan-ikatan lain yang bersifat bioaktif yang ternyata berguna bagi kesehatan. Isoflavon, suatu senyawa metabolik sekunder dalam kedelai, selama fermentasi diubah menjadi bahan-bahan aktif yang bermanfaat sebagai anti oksidan, anti kanker, anti infeksi, anti alergi, anti ekstrogenik, dan perbaikan sistem peredaran darah.
Antioksidan mencegah proses menua, pentyakit jantung koroner, dan kanker. Bahan-bahan anti bakteri berupa bahan-bahan kekebalan daLam tempe dapat mencegah dan menyembuhkan penykt-penykit sepeti diare, disentrei, dan peradangan saluran cerna. Sifat antiekstrogen bermanfaat bagi wanita dalam mencegah pengaruh kurang baik saat monopause, osteoporosis dan kanker payudara.
Asam lemak dalam tempe merupakan hasil hidrolisis sebagian dari lemak kedelai oleh enzim-enzim yang terbentuk selama proses fermentasi. Asam lemak dalam saluran cerna tidak membentuk pencernaan lagi dam langsung diserap. Sebagian besar asam lemak yang terbentuk adalah lemak yang tidak jenuh, yaitu asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, asam lemak tidak jenuh merupakan zat gizi esensial yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh sehingga harus didatangkan dari makanan. Asam lemak ini berpengaruh terhadap kesehatan jantung dan sistem peredaran darah.
Terlihat bahwa tempe merupakan sumber berbagai zat gizi penting dan sumber zat bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan. Oleh sebab itu, dunia internasional menyebut tempe sebagai makan kesehatan atau makanan fungsional. Sebagai makanan fungsional tempe mempunyai fungsi ganda, yakni bermanfaat dalam menaggulangi masalah kurang dan gizi lebih.
Fungsi tempe lainnya bermacam-macam : memacu pertumpuhan, mencegah dan menaggulangi diare dan infeksi penyakit lain, menghambat dampat gizi lebih seperti penyakit jantung koroner, strok, dan kankler, mencegah proses menua, osteoporosisi dan bersifat anti ekstrogen yang bermanfaat bagi wanita monopause, serta brmanfaat bagi kaum vegetarian sebagai pengganti lauk hewani.
FDA Amerika Serikat bahkan telah menganjurkan untuk mengkomsumsi 25 gram protein dari kacang kedelai atau hasil olahannya sehari untuk menurunkan kolesrtol darah. Bagi orang sehat, M Messina dalam artikelnya “M soy and the prevention and treatmen of cronic disease: a short review of the literature” yang dimuat dalam ASA Technology Bulletin mengusulkan 15 gram protein sehari berasal dari kedelai dan hasil olahannya. Ini setara dengan 75 gram atau 3 potong sehari.
Maka, sungguh tepat jika tempe dikatakan makanan ajaib yan diwariskan oleh nenek moyang kita. Karena itu, patutlah kita menghargai dan mengembangkan produk-produk olahan tempe yang lebih beragam sehingga diterima di berbagai lapisan masyarakat.
Saat ini telah dikembangkan sari tempe dan formula tempe untuk menanggulangi diare dan kurang energi proten (KEP) bada balita. Di luar negeri, sejak awal 1980, oleh mereka yang sudah sadar akan manfaat tempe bagi kesehatan telah dikembangkan berbagai macam produk tempe seberti burger tempe, sosis tempe, spagheti tempe, cookies tempe dan mayonis tempe.
Jadi, jangan malu menjadi (pemakan ) tempe !

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makanan yang bersifat asam dan basa

Makanan yang bersifat asam dan basa (Lanjutan)

TERONG BELANDA