Oleh Muhammad Asfar
"Jika aku punya waktu enam jam untuk menebang pohon, aku akan
menggunakan empat jam pertama untuk mengasah gergaji." Abraham
Lincoln
Apa itu “Mengasah Gergaji”?
“Gergaji” adalah alat kehidupan: tubuh kita, akal kita, hati kita,
dan ruh kita. Habit 7 adalah ajakan untuk berhenti sejenak dari kesibukan, merawat
alat utama kita, dan menyadari bahwa kelelahan lahir-batin butuh pemulihan
terencana.
1. Spiritual
Renewal – Asah Ruh dan Makna Hidup
Kita bukan sekadar mesin produktif. Tanpa ruh yang segar, aktivitas menjadi
hampa. Mengasah secara spiritual berarti
kembali ke tujuan hidup “Untuk apa saya hidup hari ini?”. Menjaga koneksi dengan Allah: shalat
khusyuk, dzikir, tafakur. Merefleksi
peran dan amal: “Apakah aku sedang menuju ridha Allah atau sekadar mengejar
target dunia?”
“Dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari
mengingat Kami.” (QS. Al-Kahfi: 28)
Insight: Lalai mengigat Allah bisa berarti orang yang
tidak rutin mengasah ruhnya, lama-lama akan kehilangan arah bahkan saat sedang
“sibuk berbuat”.
2. Social
Renewal – Asah Koneksi dan Kehangatan Sosial
Banyak orang
rajin bekerja, tapi hubungannya rusak. Banyak pemimpin efektif, tapi
keluarganya hancur. Mengasah secara sosial berarti menguatkan kembali relasi dengan keluarga
(quality time tanpa gadget). Menyapa sahabat lama, memaafkan dan memperbaiki
hubungan yang renggang dan terlibat dalam kegiatan sosial dengan niat ibadah.
Insight dari
Covey:
“Relationships
are like accounts. You must regularly deposit empathy, attention, and care.”
Dari Islam:
“Sebaik-baik
kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya.” (HR. Tirmidzi)
Jangan Lupa
“Mengasah Diri”
Kita sibuk menyampaikan pesan kehidupan, Tapi jangan lupa memperbaiki kualitas pena dan tinta kita. Sharpen the Saw bukan pelarian dari kerja keras. Tapi pondasi agar kerja keras kita tetap mengarah, mengalir, dan membawa berkah.
Komentar