Langsung ke konten utama

IKAN GABUS



Ikan gabus (Ophiocephalus striatus) merupakan jenis ikan yang hidup di air tawar dan sudah banyak dikenal oleh masyarakat. Ikan gabus berkembang biak dan hidup di daerah sungai, sawah, empang dan sering juga ditemukan di daerah rawa.
Ikan gabus (Ophicepalus striatus) adalah ikan yang masih termasuk dalam ordo labyrinhiaci, pada kepalanya terdapat rongga-rongga penyimpanan udara untuk persediaan pernapasan. Tubuh ikan gabus panjang dan bulat, kepalanya seperti kepala ular, jenis ikan ini dapat hidup dalam air yang kotor dengan kadar oksigen yang rendah, bahkan tahan terhadap kekeringan. Makanannya berupa hewan-hewan lain seperti cacing, katak, anak-anak ikan, udang. Panjang tubuhnya dapat mencapai 100 cm dan hidup di muara-muara sungai serta danau. Ikan ini dapat diternak karena merupakan karnivora yang suka memakan ikan-ikan lain yang lebih kecil (Djuhanda, 1981) Ikan gabus memang kurang digemari oleh masyarakat luas karena jarang di jual di pasar dan dianggap oleh masyarakat ikan jenis ini suka memakan kotoran dan bangkai hewan serta bentuknya yang seperti ular. Namun akhir-akhir ini banyak masyarakat yang mulai menyukai ikan gabus, karena mereka telah mengetahui kandungan gizi yang terdapat dalam ikan gabus sangat tinggi dan banyak faedahnya. Hal ini diketahui oleh masyarakat karena mereka terinspirasi dari orang-orang Cina yang mengobati luka bakar dengan memakan ikan gabus.
Menurut Ilyas (1980), bahwa komposisi kimia ikan bervariasi menurut spesies dan jenisnya. Adanya variasi dan komposisi kimia ikan disebabkan oleh perbedaan musim saat ikan ditangkap, area geografis, umur, jenis sex, ukuran dan kedewasaan seksual.
Afrianto dan Liviawati (1989), menjelaskan komponen kimia utama yang menyusun ikan terdiri dari air 60,0 – 84,0 %, protein 18,0 – 30 %, Lemak 0,1 – 2,2 %, karbohidrat 0,0 – 1,0 % serta mineral. Sedangkan menurut Vaas (1956) dalam Tahir (1997), komposisi kimia ikan gabus terdiri dari air 77,0 %, protein 11,0%, lemak 1,5 %, karbohidrat 0,2 % serta mineral 1,3 %.
Hasil penelitian Johanes Cavallo, 1998, kandungan albumin per 100 cc ikan gabus adalah 6,224 gram dengan jumlah 69 kalori, 1,7412 mg seng, 3,093 mg glutamate, 1,1 mg arginin dan 3,2 mg BCAA. Sedangkan penelitian Abu Bakar, dkk. Bahwa kandungan tepung ikan gabus memiliki kadar protein albumin sebesar 15.79 % dan kadar air 8.5%.
Dengan kandungan Albumin pada ikan gabus menyebabkan ikan gabus ini memiliki manfaat bagi kesehatan, Tim peneliti dari Universitas Brawijaya Malang yaitu Eddy Suprayitno (2003), melaporkan bahwa ikan gabus (Ophiocephalus strictus) merupakan sumber potensial protein albumin. Protein albumin pada ikan gabus mengandung semua asam amino esensial dan asam lemak unik untuk membantu mempercepat penyembuhan luka. Hasil uji klinis menunjukkan bahwa ekstrak kasar ikan gabus (Ophiocephalus strictus) dapat mempercepat proses penyembuhan luka pasien yang baru dioperasi dibandingkan dengan menggunakan protein albumin komersial.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makanan yang bersifat asam dan basa

Siang itu kami dipanggil menghadap pimpinan. Beliau mau tahu berkembangan selama beberapa hari ini selama ia tinggalkan kantor. Beliau dari kuala Lumpur berobat. setelah ku jelaskan beberapa perkembangan beberapa hari ini. akhirnya ia angkat bicara tentang sakit yang beliau derita. Untuk masa penyembuhan disarankan untuk mengkomsumsi makanan yang besifat basa dan menghindari makanan yang bersifat asam katanya di akhir penjelasannya. "tau makanan yang bersifat asam?" tanya beliau menguji kami ini dia nih tabel makanan asam basanya : Sebaiknya lebih banyak mengkonsumsi makanan yang basa dibandingkan dengan makanan yang asam. Jika banyak makan makanan yang bersifat asam maka segera seimbangkan dengan makanan yang bersifat basa. Atas dasar itulah maka sate kambing (berkadar asam tinggi) selalu dilengkapi dengan bawang (berkadar basa tinggi), coklat (chocolate) diisi dengan almond, dstnya.

Pencoklatan Enzimatis

Tipe pencoklatan ini terjadi pada beberapa buah dan sayuran seperti kentang, apel, dan pisang apabila jaringannya memar, dipotong, dikupas kena penyakit atau karena kondisi yang tidak normal. Jaringan yang memar akan cepat menjadi gelap apabila kontak denga udara, atau disebabkan oleh konversi senyawa fenol menjadi melanin berwarna coklat. Enzim yang berperan dalam reaklsi pencoklatan ada beberapa macam seperti poifenol oksidase atau fenolase (o-difinol : oksigen oksidoreduktase, EC 1.10.3.1). untuk berlangsungnya reaksi pencoklatan yang dikatalis oleh enzimtersebut maka harus tersedia gugus prostetik Cu2+ dan oksigen. Tembaga dalambentuk monovalen dijumpai pada fenolase jamur merang, sedangkan bentuk divalennya terdapat pada enzim kentang, fenolase diklasifikasikan sebagai suatu oksidase-reduktase dan fungsi oksigen adalah sebagai aseptor hidrogen. Enzim ini juga terdapat dalam kapang dan beberapa jaringan hewan, tetapi perannanya tidak penting ditinjau dari segi sistem pangan. Me...

Makanan yang bersifat asam dan basa (Lanjutan)

Rasa penasaran terhadap makanan yang bersifat asan dan basa tidak bisa kutahan. Saya terus berusaha mencari-cari referensi tentang makanan yang bersifa asam dan basa. Rasa penasaran tersebut sebenarnya muncul dari rasa malu terhadap jawabanku sendiri pada saat ditanya oleh atasanku tentang itu, masih kuingat waktu itu saya menjawab makanan yang bersifat asam itu contonya yoghurt. Ha..ha..ha..begitulah ketawa temanku waktu itu menertawaiku karena jawabanku salah. “kalo itu sih memang rasanya asam”. Waktu itu saya iseng saja menjawab Sebenarnya temanku itu pernah mempelajarinya di bangku kuliah. Anak gizi fakultas kesehatan masyarakat pasti pernah mempelajari ini. Tapi atas alasan itulah ia tidak menjawab karena ia tukut salah. “sudah agak lupa, jadi tidak mauka menjawab, nanti salah” Kalau saya sendiri memang baru dengar tapi, saya pikir makanan yang bersifat asam itu, yah, rasanya asam. Ku buka majalah di tumpukan buku yang mennghiasi rak bukuku. “intisari edisi juli 2007” jadi piliha...