Senyawa Isoflavon

Oleh : Muhammad Asfar dan Wildan Erfendi

Senyawa Flavonoida
Senyawa flavonoida sebenarnya terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, bunga, buah, dan biji. Kebanyakan flavonoida ini berada di dalam tumbuh – tumbuhan kecuali alga. Namun ada juga flavonoida yang terdapat dalam hewan, misalnya dalam kelenjar bau berang – berang dan sekresi lebah. Dalam sayap kupu – kupu dengan anggapan bahwa flavonoida berasal dari tumbuh – tumbuhan yang menjadi makanan hewan tersebut dan tidak dibiosintesis di dalam tubuh mereka. Penyebaran jenis flavonoida pada golongan tumbuhan yang tersebar yaitu angiospermae, klorofita, fungi, briofita . (Markham, 1988).
Struktur dasar senyawa flavonoida
Senyawa flavonoida adalah senyawa yang mengandung C15 terdiri atas dua inti fenolat yang dihubungkan dengan tiga satuan karbon. Struktur dasar flavonoida dapat digambarkan sebagai berikut :

Kerangka dasar senyawa flavonoida
Flavon dianggap sebagai induk dalam nomenklatur kelompok senyawa flavonoida. Flavon yang paling umum dijumpai adalah apigenin dan luteolin.


Isoflavon merupakan isomer flavon, tetapi jumlahnya sangat sedikit dan sebagai fitoaleksin yaitu senyawa pelindung yang terbentuk dalam tumbuhan sebagai pertahanan terhadap serangan penyakit. Isoflavon sukar dicirikan karena reaksinya tidak khas dengan pereaksi warna manapun. Beberapa isoflavon (misalnya daidzein) memberikan warna biru muda cemerlang dengan sinar UV bila diuapi amonia, tetapi kebanyakan yang lain tampak sebagai bercak lembayung yang pudar dengan amonia berubah menjadi coklat.



Isoflavon bisa Anda dapatkan pada kelompok tumbuhan polong-polongan. Kedelai sebagai salah satu anggota keluarga kelompok polong-polongan mempunyai kadar Isoflavon yang tinggi.
Manfaat Isoflavon
Isoflavon menjadi terkenal karena berdasarkan penelitian diketahui bahwa zat gizi ini berperan dalam mencegah terjadinya kanker dan gangguan jantung. Selain itu, Isoflavon juga dikaitkan dengan masalah osteoporosis dan menopause. American Heart Association mengeluarkan rekomendasi agar setiap orang mengkonsumsi kedelai dan olahannya. Setelah tiga bulan mengkonsumsi kedelai, diketahui bahwa terjadinya peningkatan high density lipoprotein (HDL) rata-rata 4,7 persen. HDL akan membuat materi penyumbat arteri keluar dari pembuluh darah karena itu ia disebut sebagai kolesterol jahat.
Penelitian juga membuktikan bahwa penambahan kedelai ke dalam diet para penderita masalah kolesterol akan membantu menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh mereka. Kedelai ini digunakan sebagai pengganti daging, susu dan keju. Isoflavon juga merupakan suatu antioksidan yang bisa membantu mencegah terjadinya penuaan dini.
Selain menurunkan kadar kolesterol dan bersifat antioksidan, mengkonsumsi isoflavon lebih dari 50 mg/hari dapat menghambat terjadinya atherogenesis atau proses penyumbatan pembuluh darah pada jantung. Manfaat lain, Isoflavon menurunkan kadar diastolik tekanan darah, memperbaiki elastisitas pembuluh darah dan mencegah penyempitan pembuluh darah koroner.
Isoflavon juga merupakan estrogen alami dari tumbuh-tumbuhan (fito-estrogen). Sebab isoflavon mempunyai struktur kimia menyerupai estradiol, hormon utama wanita. Karena kemiripan ini maka Isoflavon bisa melekat pada reseptor estrogen tubuh. Dengan demikian, Isoflavon bisa digunakan oleh para wanita yang mengalami gangguan menopause. Selain itu Isoflavon dapat membantu mangatasi osteoporosis. Konsumsi susu kedelai juga diketahui dapat mempertahankan tulang tengkorak maupun tulang belakang.
Isoflavon dapat membantu mengatasi osteoporosis karena dua hal. Pertama, Isoflavon menstimulasi aktivitas osteoblastik (pembentukan sel tulang) melalui aktivitas reseptor estrogen. Kedua, Isoflavon juga meningkatkan produksi hormon pertumbuhan IGF-1 (Insulin-Like Growth Factor 1). Isoflavon juga dikatakan mempunyai kemampuan untuk mencegah kanker. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. J. Mark Cline dari Wake Forest University pada tahun 1999 menunjukkan bahwa penambahan Isoflavon dalam diet dapat menurunkan pertumbuhan tidak normal sel payudara dan endometria sehingga resiko terjadinya kanker kedua jaringan tersebut akan menurun.


Sumber Isoflavon
Isofkavon dapat Anda temukan dari semua makanan dengan bahan dasar kedelai. Isoflavon utama yang dikandung oleh kacang kedelai adalah daidzein dan genistein. Produk kedelai umumnya mengandung lebih banyak genistein dibandingkan daidzein, tapi jumlahnya bervariasi tergantung produknya.
Dalam keadaan kering, kacang kedelai mentah mengandung 2-4 mg Isoflavon/gram. Konsentrasi Isoflavon dalam produk kedelai sangat beraneka ragam tapi semua makanan kedelai tradisional kedelai seperti susu kedelai, tempe dan tahu, merupakan sumber Isoflavon yang baik, dengan kandungan Isoflavon antara 30-40 mg per gelas atau potong. Setengah mangkuk tepung kedelai mengandung kurang lebih 50 mg isoflavon. produk kedelai yang tidak mengandung isoflavon adlaah kecap dan minyak kedelai.
PRODUK KEDELAI DAN KANDUNGANNYA

Produk Kedelai Ukuran
(Gram) Ukuran Penyajian Protein (G/100G) Geinstein (MG/G Protein) Total Isoflavon (MG/G Protein) Isoflavon
(MG/G Protein)
Kacang kedelai (mentah) 93 1/2 mangkuk 37,0 1106 1891 5,1
Kacang kedelai panggang 86 1/2 mangkuk 35,2 1214 1942 5,5
Tepung kedelai 21 1/4 mangkuk 37,8 1185 2084 5,5
Susu kedelai 228 1 mangkuk 4,4 30 56 2,0
Tempe, mentah 114 4 ons 17,0 277 531 3,1
Tahu, mentah 114 4 ons 15,8 209 336 2,1
Sumber : Human Health/Nty
Metode Analisis Senyawa Isoflavon (Pawiroharsono, 1995)
a. Persiapan sampel
1. Mula-mula dilakukan penghilangan lemak pada sampel dengan menggunakan metode soxhlet.
2. Sebanyak 15 gram sampel bebas lemak dimasukkan ke dalam labu ekstraksi dan ditambah metanol 80 % dengan perbandingan 1: 10 kemudian diaduk selama 4 jam pada suhu kamar.
3. Setelah itu sampel didiamkan dalam refrigrator suhu 0-4oC selama 18-12 jam, kemudian disaring dengan kertas saring biasa.
4. Filtrat yang dihasilkan dihilangkan pelarutnya degan rotavafor pada suhu 48 – 50 o C.
5. Ekstrak yang dihasilkan dilarutkan kembali dalam 20 ml metanol 80 % dan dipindahkan kedalam erlemeyer secara kuantitatif dan disimpan dalam refrigrator suhu 0-4oC .
6. Kemudian disentrifuse dengan kecepatan 15000 rpm selama 40 menit dan siap untuk dianalisa dengan alat HPLC.
b. Analisa HPLC
1. Analisa HPLC dilakukan dengan menggunakan kolom C-18 jenis LiChrosopher 60 dan detektor UV.
2. Pelarut yang digunakan terdiri dari larutan A (3% asam asetat) dan larutan B (asetonitril) berdasarkan sistem gradien dari 20 % ke 80 % (dalam A+B) selama 25 menit, dengan kecepatan aliran sebesar 0,8 ml per menit.
3. Sampel yang disuntikkan ke dalam kolom sebanyak 1 mikroliter.
4. Sampel tersebut sebelumnya telah disaring terlebih dahulu dengan kertas milipore.
5. Jenis senyawa isoflavon yang diidentifikasi adalah genistein, daidzein, dan glisitein.

Penentuan kadar isoflavon ditentukan dengan rumus :
C x BM x vol metanhol akhir
Kadar isoflavon (%) =
15 / (1- KL)

Keterangan :
C : kosentrasi sampel
BM : Berat Molekul =
Genistein : faktor -2 = 270
Daidzein : 254
Glisitein: 284
KL : kadar lemak sampel


Daftar Pustaka
Anonim 1, 2010. http://www.pdpersi.co.id/persi?show=data/artikel/Isoflavon-makanan-ajaib.html.
Anonim 2, 2010. http://iskandarmt.wordpress.com/2008/07/06/identifikasi-senyawa-isoflavon-pada-limbah-cair-tahu.html.
Pawiroharsono, Suyanto. 1997. Prospek dan Manfaat Isoflavon untuk Kesehatan. Direktorat Teknologi Bioindustri, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Pawiharsono, S. 1995. Metabolisme isoflavon dan faktor -2 (6,7,4’ trihidroksi isoflavon) pada proses pembuatan tempe. Didalam : simposium nasional pengembangan tempe dalam industri pangan modern ( 15-16 april 1995) Yogyakarta. Dalam Nugraha, Romi., 2007. pengembangan produk beku berbasis tempe dan sayur sebagai pangan fungsional, Sekolah Pasca Serjana IPB, Bogor.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makanan yang bersifat asam dan basa

Makanan yang bersifat asam dan basa (Lanjutan)

TERONG BELANDA