Langsung ke konten utama

Mendengar dengan Empati: Ketika Diam Menjadi Bahasa Kasih Sayang

oleh Muhammad Asfar

“Empathy is not about fixing. It's about feeling with.”

Mendengar Itu Mudah. Tapi Mendengar dengan Empati?

Kita semua bisa mendengar.
Tapi tidak semua bisa mengerti.
Karena mendengar sejati bukan tentang telinga tapi hati.

Stephen Covey menyebutnya:
Empathic Listening — mendengar untuk memahami, bukan untuk merespons.

Kenapa Mendengar Empatik Itu Sulit?

Karena kita sering:

  • Terburu-buru memberi solusi
  • Merasa tahu isi hati orang lain
  • Tidak tahan dalam keheningan
  • Ingin menunjukkan kita lebih tahu

Kita tidak sedang mendengar untuk mengerti, tapi untuk menang.

Empati Bukan Diam. Tapi Hadir.

Mendengar dengan empati adalah hadir secara penuh.
Tanpa menghakimi. Tanpa langsung menyela. Tanpa mengalihkan cerita ke diri sendiri.

Kalimat empati terdengar seperti:

  • “Aku bisa bayangkan betapa beratnya itu.”
  • “Kamu nggak sendirian.”
  • “Terima kasih sudah cerita. Aku dengerin, ya.”

Dan kadang… cukup diam dan hadir, sudah sangat menyembuhkan.



Bedakan Antara Respon dan Reaksi

Orang Reaktif

Orang Empatik

“Sudahlah, jangan lebay.”

“Kedengarannya memang melelahkan…”

“Kamu harusnya bersyukur, dong.”

“Kamu merasa kecewa, ya?”

“Wah, aku juga pernah lebih parah!”

“Boleh aku temani dulu?”


Perspektif Qurani tentang Mendengar

“Dan apabila orang-orang yang beriman diajak untuk mendengarkan Al-Qur’an dan memperhatikannya dengan sungguh-sungguh, niscaya mereka mendapat rahmat.”
(QS. Al-A’raf: 204)

Allah mengajarkan bahwa mendengar dengan sepenuh hati adalah pintu rahmat.
Kalau mendengarkan kalam-Nya harus dengan khusyuk dan sungguh-sungguh,
apalagi mendengarkan hamba-Nya yang sedang terluka?

Latihan Sederhana untuk Empathic Listening

  1. Tahan untuk tidak menyela 3 menit pertama.
    Biarkan orang selesai bicara. Dengarkan sepenuhnya.
  2. Refleksikan, bukan menyanggah.
    Ucapkan: “Kamu merasa…”, “Kedengarannya kamu sedang…”
  3. Jangan buru-buru memberi solusi.
    Kadang orang hanya ingin dimengerti, bukan diceramahi.

Pengalaman Pribadi

Saya pernah mendengar keluhan seseorang yang tampak biasa, tapi ketika saya benar-benar diam dan mendengar, saya tahu bahwa dia bukan sedang butuh solusi.

Dia hanya butuh ditemani, didengar tanpa dinilai.

Dan saat saya belajar hadir dengan empati, saya menyadari:

Keheningan yang tulus bisa lebih menyembuhkan daripada seribu kata bijak.

 

“Mendengar dengan empati bukan kelemahan. Itu adalah kekuatan spiritual — karena kita menanggalkan ego dan memilih untuk hadir.”

Dalam keluarga, di ruang kelas, di kantor — orang tidak butuh kita menjadi luar biasa.
Mereka butuh kita untuk benar-benar ada.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makanan yang bersifat asam dan basa

Siang itu kami dipanggil menghadap pimpinan. Beliau mau tahu berkembangan selama beberapa hari ini selama ia tinggalkan kantor. Beliau dari kuala Lumpur berobat. setelah ku jelaskan beberapa perkembangan beberapa hari ini. akhirnya ia angkat bicara tentang sakit yang beliau derita. Untuk masa penyembuhan disarankan untuk mengkomsumsi makanan yang besifat basa dan menghindari makanan yang bersifat asam katanya di akhir penjelasannya. "tau makanan yang bersifat asam?" tanya beliau menguji kami ini dia nih tabel makanan asam basanya : Sebaiknya lebih banyak mengkonsumsi makanan yang basa dibandingkan dengan makanan yang asam. Jika banyak makan makanan yang bersifat asam maka segera seimbangkan dengan makanan yang bersifat basa. Atas dasar itulah maka sate kambing (berkadar asam tinggi) selalu dilengkapi dengan bawang (berkadar basa tinggi), coklat (chocolate) diisi dengan almond, dstnya.

Pencoklatan Enzimatis

Tipe pencoklatan ini terjadi pada beberapa buah dan sayuran seperti kentang, apel, dan pisang apabila jaringannya memar, dipotong, dikupas kena penyakit atau karena kondisi yang tidak normal. Jaringan yang memar akan cepat menjadi gelap apabila kontak denga udara, atau disebabkan oleh konversi senyawa fenol menjadi melanin berwarna coklat. Enzim yang berperan dalam reaklsi pencoklatan ada beberapa macam seperti poifenol oksidase atau fenolase (o-difinol : oksigen oksidoreduktase, EC 1.10.3.1). untuk berlangsungnya reaksi pencoklatan yang dikatalis oleh enzimtersebut maka harus tersedia gugus prostetik Cu2+ dan oksigen. Tembaga dalambentuk monovalen dijumpai pada fenolase jamur merang, sedangkan bentuk divalennya terdapat pada enzim kentang, fenolase diklasifikasikan sebagai suatu oksidase-reduktase dan fungsi oksigen adalah sebagai aseptor hidrogen. Enzim ini juga terdapat dalam kapang dan beberapa jaringan hewan, tetapi perannanya tidak penting ditinjau dari segi sistem pangan. Me...

Makanan yang bersifat asam dan basa (Lanjutan)

Rasa penasaran terhadap makanan yang bersifat asan dan basa tidak bisa kutahan. Saya terus berusaha mencari-cari referensi tentang makanan yang bersifa asam dan basa. Rasa penasaran tersebut sebenarnya muncul dari rasa malu terhadap jawabanku sendiri pada saat ditanya oleh atasanku tentang itu, masih kuingat waktu itu saya menjawab makanan yang bersifat asam itu contonya yoghurt. Ha..ha..ha..begitulah ketawa temanku waktu itu menertawaiku karena jawabanku salah. “kalo itu sih memang rasanya asam”. Waktu itu saya iseng saja menjawab Sebenarnya temanku itu pernah mempelajarinya di bangku kuliah. Anak gizi fakultas kesehatan masyarakat pasti pernah mempelajari ini. Tapi atas alasan itulah ia tidak menjawab karena ia tukut salah. “sudah agak lupa, jadi tidak mauka menjawab, nanti salah” Kalau saya sendiri memang baru dengar tapi, saya pikir makanan yang bersifat asam itu, yah, rasanya asam. Ku buka majalah di tumpukan buku yang mennghiasi rak bukuku. “intisari edisi juli 2007” jadi piliha...