Langsung ke konten utama

Habit 2: Begin with the End in Mind — Merancang Hidup dengan Tujuan Besar

oleh Muhammad Asfar

"Penciptaan kita bukan tanpa maksud. Maka tugas kita adalah menemukan dan menjalani tujuan itu dengan penuh kesadaran."

📍 Apa Maksudnya "Begin with the End in Mind"?

Habit kedua ini mengajak kita untuk hidup dengan visi yang jelas.
Tidak sekadar “mengalir seperti air”, tapi mengalir ke arah yang tepat.
Ini bukan soal ambisi kosong, tapi hidup dengan kesadaran akan tujuan akhir.

Covey mendorong kita untuk bertanya:

Bagaimana saya ingin dikenang?
Apa warisan yang ingin saya tinggalkan?

 

🛤️ Hidup yang Sibuk Tapi Tak Jelas Arah

Saya pernah berada di masa hidup yang terasa... penuh.
Aktivitas padat, rapat silih berganti, jadwal kuliah dan riset bertumpuk. Tapi di sela kesibukan itu, muncul pertanyaan sunyi:

“Sebenarnya semua ini saya lakukan untuk apa?”

Itulah titik di mana saya sadar — saya aktif, tapi belum tentu efektif.
Saya butuh visi hidup yang menjadi penunjuk arah, bukan sekadar rutinitas autopilot.

📖 Misi Pribadi: Kompas untuk Menjalani Hidup

Saya lalu mulai menyusun misi pribadi, dengan bertanya:

  • Apa nilai yang paling saya pegang?

  • Kontribusi apa yang ingin saya berikan di dunia?

  • Jika anak-anak saya membaca hidup saya sebagai buku, pelajaran apa yang ingin saya wariskan?

Dari situ saya menulis:

"Saya ingin hidup sebagai penulis dan pendidik yang membangkitkan kesadaran, membentuk karakter, dan meninggalkan warisan ilmu yang terus mengalir."

Misi ini menjadi kompas batin saya. Ia hadir dalam setiap keputusan besar, bahkan dalam aktivitas sederhana sehari-hari — dari menulis subuh hari, membimbing mahasiswa, hingga membangun usaha yang bernilai spiritual.

🛠️ Cara Praktis Menerapkan Habit 2:

  1. Tulis Eulogi Diri Sendiri
    Bayangkan dirimu sudah tiada. Apa yang ingin orang-orang katakan di pemakamanmu? Terdengar ekstrem, tapi ini melahirkan refleksi terdalam.

  2. Susun Pernyataan Misi Pribadi
    Satu atau dua paragraf pendek yang menjawab:

    Siapa saya? Apa nilai utama saya? Untuk apa saya hidup?

  3. Gunakan Misi Sebagai Filter Keputusan
    Tanyakan: “Apakah ini mendekatkan saya pada tujuan hidup saya?”

Hidup Sekali, Hidup yang Bermakna

"The main thing is to keep the main thing the main thing."
— Stephen R. Covey

Kita semua akan menua. Pertanyaannya: apakah kita sedang mendaki gunung yang benar, atau hanya cepat-cepat naik — tapi salah arah?

Begin with the End in Mind bukan sekadar slogan, tapi cara hidup.
Karena hidup yang dirancang dengan tujuan, akan memberi tenaga untuk bertahan, arah untuk berjalan, dan warisan untuk dikenang.


📘 Baca juga di seri ini:
➡️ Habit 1: Be Proaktif – Menjadi Pemimpin atas Diri Sendiri
➡️ 7 Habits of Highly Effective People: Perjalanan Menuju Keefektifan Hakiki

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pencoklatan Enzimatis

Tipe pencoklatan ini terjadi pada beberapa buah dan sayuran seperti kentang, apel, dan pisang apabila jaringannya memar, dipotong, dikupas kena penyakit atau karena kondisi yang tidak normal. Jaringan yang memar akan cepat menjadi gelap apabila kontak denga udara, atau disebabkan oleh konversi senyawa fenol menjadi melanin berwarna coklat. Enzim yang berperan dalam reaklsi pencoklatan ada beberapa macam seperti poifenol oksidase atau fenolase (o-difinol : oksigen oksidoreduktase, EC 1.10.3.1). untuk berlangsungnya reaksi pencoklatan yang dikatalis oleh enzimtersebut maka harus tersedia gugus prostetik Cu2+ dan oksigen. Tembaga dalambentuk monovalen dijumpai pada fenolase jamur merang, sedangkan bentuk divalennya terdapat pada enzim kentang, fenolase diklasifikasikan sebagai suatu oksidase-reduktase dan fungsi oksigen adalah sebagai aseptor hidrogen. Enzim ini juga terdapat dalam kapang dan beberapa jaringan hewan, tetapi perannanya tidak penting ditinjau dari segi sistem pangan. Me...

Makanan yang bersifat asam dan basa

Siang itu kami dipanggil menghadap pimpinan. Beliau mau tahu berkembangan selama beberapa hari ini selama ia tinggalkan kantor. Beliau dari kuala Lumpur berobat. setelah ku jelaskan beberapa perkembangan beberapa hari ini. akhirnya ia angkat bicara tentang sakit yang beliau derita. Untuk masa penyembuhan disarankan untuk mengkomsumsi makanan yang besifat basa dan menghindari makanan yang bersifat asam katanya di akhir penjelasannya. "tau makanan yang bersifat asam?" tanya beliau menguji kami ini dia nih tabel makanan asam basanya : Sebaiknya lebih banyak mengkonsumsi makanan yang basa dibandingkan dengan makanan yang asam. Jika banyak makan makanan yang bersifat asam maka segera seimbangkan dengan makanan yang bersifat basa. Atas dasar itulah maka sate kambing (berkadar asam tinggi) selalu dilengkapi dengan bawang (berkadar basa tinggi), coklat (chocolate) diisi dengan almond, dstnya.

Menikah/Walimah

Hampir setiap ketemu dengan teman-teman lama ada satu pertanyaan yang tak pernah terlupakan mereka tanyakan. seakan-akan mereka telah sepakat ketika bertemu dengan ana mereka bertanya ; - antum sudah walimah ? ana jawab "belum". - Kapan? antum ini sudah pantas untuk segera walimah !!. ana jawab "Doakan saja akh, semoga Allah Mudahkan urusannya dan menujukkan akhwat yang terbaik". - segerakanmi akhi!!! ana jawab "aamiiin, aamiin, aamiin ya rabbal 'alamin". mungkin seperti itulah inti pertanyan mereka. ana pun kalo ketemu dengan teman2 lama. Untuk membuka bicaraan biasanya juga tanya2 seperti itu, walaupun ana sudah tau teman ini belum menikah. sampai2 ana pernah ketemu teman SMA, ia juga menyampaikan hal yang sama seperti yang saya ceritakan diatas. kurang lebih dia katakan: kenapa yah kalo ketemu teman topik walimah terus dibicarakan, antum juga bicara soal walimah!!. saya katakan mungkin sudah waktunya kita pikirkan untuk segera menikah akhi. he..h...