Langsung ke konten utama

Mendengar dengan Empati di Dunia Kerja: Kunci Kepemimpinan dan Kolaborasi yang Menghidupkan

oleh Muhammad Asfar

“People don’t leave bad jobs. They leave workplaces where they don’t feel heard.”

Mengapa Empati Dibutuhkan di Dunia Profesional?

Seringkali kita menganggap tempat kerja cukup dengan SOP, target, dan KPI.
Padahal, tempat kerja diisi oleh manusia yang penuh dengan emosi, dengan konflik pribadi dan dengan cerita yang tidak selalu terlihat.
Karyawan tidak butuh atasan yang sempurna. Tapi mereka butuh atasan yang mau mendengar.

1. Mendengar dengan Empati: Peran Atasan ke Bawahan

Seorang pemimpin hebat adalah pendengar yang aktif. Bukan hanya mendengar laporan, tapi mendengar man behind the report.

Contoh:

Bawahan: “Saya agak kesulitan menyelesaikan proyek ini tepat waktu.”
Atasan empatik:

“Boleh cerita lebih jauh, bagian mana yang paling menantang?”
“Ada hal pribadi yang mungkin sedang memengaruhi kerja kamu?”

Atasan yang empatik tidak buru-buru menghakimi. Dia membuka ruang aman agar bawahannya jujur, terbuka, dan akhirnya tumbuh.

“Trust is built when someone feels seen, heard, and understood.”

2. Mendengar dengan Empati Antar Rekan Kerja

Rekan kerja bukan pesaing. Mereka adalah tim yang bisa saling menguatkan  jika mampu saling mendengar. Tapi realitanya, banyak konflik tim terjadi bukan karena tugas, tapi karena emosi yang tidak dipahami.

Contoh empatik antar kolega:

🗣 “Kamu kayaknya nggak secerah biasanya. Ada yang lagi kamu pikirkan?”
🗣 “Aku mungkin salah paham waktu rapat tadi. Boleh bantu aku mengerti perspektifmu?”

Kalimat sederhana ini bisa meredam konflik, mengembalikan kepercayaan dan membuat rekan merasa dihargai.

Perlu Diingat

Mendengar dengan empati di tempat kerja bukan kelembekan tapi keterampilan kepemimpinan. Itulah yang disebut Covey sebagai Habit 5  mendengar dulu untuk memahami, baru berbicara untuk dipahami.

Tips Praktis Mendengar dengan Empati di Dunia Kerja

  1. Jangan menyela saat orang sedang menjelaskan sesuatu, bahkan jika Anda tidak setuju.
  2. Ulangi poin penting untuk memastikan pemahaman. “Jadi kamu merasa bahwa...?”
  3. Validasi perasaan mereka tanpa harus setuju. “Aku bisa mengerti kenapa kamu merasa begitu, itu pasti berat.”
  4. Jangan langsung beri solusi, apalagi menyalahkan. Dengarkan dulu sampai selesai.

 Refleksi Kepemimpinan:

Seorang atasan yang tidak bisa mendengar, akan kehilangan kepercayaan. Seorang rekan yang tidak bisa mendengar, akan kehilangan koneksi. “Kualitas komunikasi mencerminkan kualitas kepemimpinan dan kemanusiaan kita.”

Penutup:

“Tempat kerja yang sehat dimulai bukan dari dekorasi kantor tapi dari empati yang tulus dalam mendengar.”

Kalau setiap atasan mendengar bukan hanya untuk menilai, Kalau setiap rekan kerja mendengar bukan hanya untuk membalas, Maka kantor bukan sekadar tempat kerja tapi tempat tumbuh bersama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pencoklatan Enzimatis

Tipe pencoklatan ini terjadi pada beberapa buah dan sayuran seperti kentang, apel, dan pisang apabila jaringannya memar, dipotong, dikupas kena penyakit atau karena kondisi yang tidak normal. Jaringan yang memar akan cepat menjadi gelap apabila kontak denga udara, atau disebabkan oleh konversi senyawa fenol menjadi melanin berwarna coklat. Enzim yang berperan dalam reaklsi pencoklatan ada beberapa macam seperti poifenol oksidase atau fenolase (o-difinol : oksigen oksidoreduktase, EC 1.10.3.1). untuk berlangsungnya reaksi pencoklatan yang dikatalis oleh enzimtersebut maka harus tersedia gugus prostetik Cu2+ dan oksigen. Tembaga dalambentuk monovalen dijumpai pada fenolase jamur merang, sedangkan bentuk divalennya terdapat pada enzim kentang, fenolase diklasifikasikan sebagai suatu oksidase-reduktase dan fungsi oksigen adalah sebagai aseptor hidrogen. Enzim ini juga terdapat dalam kapang dan beberapa jaringan hewan, tetapi perannanya tidak penting ditinjau dari segi sistem pangan. Me...

Makanan yang bersifat asam dan basa

Siang itu kami dipanggil menghadap pimpinan. Beliau mau tahu berkembangan selama beberapa hari ini selama ia tinggalkan kantor. Beliau dari kuala Lumpur berobat. setelah ku jelaskan beberapa perkembangan beberapa hari ini. akhirnya ia angkat bicara tentang sakit yang beliau derita. Untuk masa penyembuhan disarankan untuk mengkomsumsi makanan yang besifat basa dan menghindari makanan yang bersifat asam katanya di akhir penjelasannya. "tau makanan yang bersifat asam?" tanya beliau menguji kami ini dia nih tabel makanan asam basanya : Sebaiknya lebih banyak mengkonsumsi makanan yang basa dibandingkan dengan makanan yang asam. Jika banyak makan makanan yang bersifat asam maka segera seimbangkan dengan makanan yang bersifat basa. Atas dasar itulah maka sate kambing (berkadar asam tinggi) selalu dilengkapi dengan bawang (berkadar basa tinggi), coklat (chocolate) diisi dengan almond, dstnya.

Menikah/Walimah

Hampir setiap ketemu dengan teman-teman lama ada satu pertanyaan yang tak pernah terlupakan mereka tanyakan. seakan-akan mereka telah sepakat ketika bertemu dengan ana mereka bertanya ; - antum sudah walimah ? ana jawab "belum". - Kapan? antum ini sudah pantas untuk segera walimah !!. ana jawab "Doakan saja akh, semoga Allah Mudahkan urusannya dan menujukkan akhwat yang terbaik". - segerakanmi akhi!!! ana jawab "aamiiin, aamiin, aamiin ya rabbal 'alamin". mungkin seperti itulah inti pertanyan mereka. ana pun kalo ketemu dengan teman2 lama. Untuk membuka bicaraan biasanya juga tanya2 seperti itu, walaupun ana sudah tau teman ini belum menikah. sampai2 ana pernah ketemu teman SMA, ia juga menyampaikan hal yang sama seperti yang saya ceritakan diatas. kurang lebih dia katakan: kenapa yah kalo ketemu teman topik walimah terus dibicarakan, antum juga bicara soal walimah!!. saya katakan mungkin sudah waktunya kita pikirkan untuk segera menikah akhi. he..h...